Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di peralanan sampai ke tujuan
Membahas performa sebuah motor sport (kalau bebek yg dibahas efisiensi) selalu menarik. Karena ketika berbicara performa tinggi, maka kita akan berhadapan dengan teknologi tinggi yang menyertainya. Dan hal itu tampak dengan jelas pada motor sport baik cc kecil (misalnya cbr250rr) maupun cc besar (misalnya cbr 1000rr).
Untuk sementara anggaplah dua motor beda kelas ini sebagai acuan untuk dibandingkan. Masing-masing menempati posisi top level pada kelasnya dalam merek honda. Akan tetapi jika jika bandingkan performanya ternyata perbandingannya tidak linier. Power cbr250rr adalah sekitar 38.5 hp sedangkan cbr1000rr di atas 190 hp. Melihat kubikasi dari cbr1000rr 4 kali lipat cbr250rr, ternyata meskipun power cbr250rr dikali 4, toh hanya menghasilkan 154 hp, selisih 36 hp, cukup jauh.
Artinya meskipun power cbr250rr sudah tertinggi untuk saat ini, akan tetapi masih dibawah 1/4 dari power cbr1000rr. Artinya perbandingan power yang dihasilkan per cc volume engine dari 2 motor ini jauh berbeda. Dan hal ini pasti disertai pengaplikasian teknologi-harga yang juga jauh berbeda. Jadi setiap cc volume engine cbr1000rr menghasilkan tenaga yang lebih besar dari pada yang dihasilkan engine cbr250rr setiap cc-nya.
Pertanyaannya, apa saja yang menyumbangkan perbedaan performa yang begitu besar terebut….mari kita diskusikan
Sesungguhnya artikel ini terinspirasi oleh info mengenai bagaimana suzuki gsx 1000r meningkatkan performanya (maaf bukan cbr1000rr, karena kebetulan info gsx1000r lebbih menarik). Menurut info yang bisa dipercaya [artikel], suzuki gsx 1000r terbaru (2017) memiliki beberapa spesifikasi untuk meningkatkan powernya, diantaranya adalah :
- Part untuk meningkatkan VE yang terdiri dari :
- Suzuki Racing Variable Valve Timing (VVT) system
- Suzuki Exhaust Tuning Alpha (SET-A) dan
- Suzuki Dual-Stage Intake (S-DSI) menyediakan variable-length intake funnels (or velocity stacks)
- Intake downdraft dan
- Ram-Air Direct (SRAD) intake ducts
- Pert untuk menyimbangkan AFR, yaitu Suzuki Top-feed injectors (S-TFI) yang didukung oleh 32-bit dual processor ECM (Electronic Control Module)
- Part untuk mengurangi rugi-rugi diantaranya :
- Suzuki Racing Finger follower valve train system
- Forged aluminium piston memiliki skirt pendek untuk mengurangi gesekan
- DLC-coated wrist pin untuk mengurangi gesekan
- Bentuk dome piston dome untuk meningkatkan CR dan meningkatkan combustion efficiency.
- L-shaped compression ring bagian atas mengurangi blow-by dan meningkatkan sealing.
- Oil control ring dilapisi chrome-nitride yang lebih keras dari chrome plating biasa, yang mampu mengurangi friction dan meningkatkan sealing.
- Conrod chrome-molybdenum steel mengurangi gesekan dan yang terakhir
- Dinding silinder dilapisi nickel-phosphorus-silicon-carbide yang dikenal sebagai SCEM (Suzuki Composite Electrochemical Material), menguragi gesekan, memperbaiki transfer panas dan meningatkan sealing.
- Cut-out dalam bore silinder untuk menyalurkan tekanan udara saat piston turun, sehingga mampu mengurangi rugi-rugi mekanik.
- Meningkatkan kemampuan engine untuk bekera di putaran (rpm) yang lebih tinggi dengan cara meringankan komponen-komponen yang bergerak, seperti piston ringan dan klep titanium, penurunan koefisien gesek dan lain sebagainya.
Lihatlah rincian di atas, untuk mencapai VE yg optimum, suzuki berusaha mengambil semua langkah yang diperlukan. Mulai dari memanfaatkan tekanan udara bergerak, mengoptimalkan intake runner, mengoptimalkan kinerja header dan lain-lain. Sehingga wajar jika VE yang dicapai mendekati 100%, bahkan bisa lebih. Begitu pula dengan usaha mengurangi rugi-rugi, terihat banyak sekali part yang di-upgrade agar rugi-rugi (terutama rugi gesek) jauh berkurang. Kombinasi antara naiknya power dan turunnya rugi-rugi menjadi performa motor kelas superbike jauh di atas motor harian/convensional.
Jadi apa yang ada di motor kelas superbike layaknya motor harian yang dioprek spec balap. Yang mana banyak sekali teknologi yang diaplikasikan baik untuk meningkatkan tenaga, maupun untuk mengurangi kerugian. Makanya jangan heran kalau nilai hp/cc dari motor superbike jauh tinggi di atas motor biasa, meskipun motor biasa ini katanya sudah high performance. Nilai hp/cc dari cbr 1000rr adalah 197/999 = 0.197 hp/cc atau setara dengan 147 watt/cc. Sedangkan nilai hp/cc dari cbr250rr adalah 38.5/250 = 0.154 hp/cc atar setara dengan 115 watt/cc. Peningkatan power yang dihasilkan per cc-nya mencapai 28%, sangat tinggi.
Sementara sampai di sini dulu pemirsa motogokil, semoga ada manfaatnya. Lebih kurangnya mohon maaf. Wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Filed under: Motorcycle Tagged: cbr1000rr, cbr250rr, DLC, ECM, gsx 1000r, honda, s-DSI, s-TFI, SCEM, set-a, SRAD, suzuki, VVT
