Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Menang dan kalah dalam balapan, termasuk motogp adalah hal yang lumrah. Tapi jika kondisi sama (motor sama), sementara track record lebih tinggi (prestasi) di suatu sirkuit (jerez) dengan motivasi yang lebih tinggi pula (kandang, spanyol), kemudian kalah, tentunya akan banyak pertanyaan. Ada apa dengan lorenzo dan m1-nya ?
Barangkali itu pula yang membuat lorenzo kecewa, sangat jelas terlihat di wajahnya baik saat selesai race, maupun saat di podium. Maklum sebelumnya ia tidak terkalahkan di jerez, yang kemudian harus menelan pil pahit….tidak mampu mengejar valentino rossi dari awal sampai akhir. Padahal motornya sama, sama-sama yamaha m1, tapi terlihat sangat inferior baik di lintasan lurus maupun di tikungan.
Berikut ini beberapa kejadian sebelum balapan di jerez, yang mungkin bisa menjadi bahan “terawangan” apa yang terjadi pada lorenzo dan m1-nya ….
- Adalah suatu ketidak laziman, seorang pembalap memproklamirkan kepindahannya di awal even motogp, seperti yang dilakukan lorenzo. Karena jika sudah dipastikan akan pindah, sementara race baru berlangsung 3 kali dari 18 race yang diadakan, maka tidak ada untungnya bagi yamaha menjadikan lorenzo juara dunia
- Rossi lebih menguntungkan dibandingkan lorenzo, sehingga gelar juara dunia bagi rossi tentu lebih diutamakan dibandingkan gelar bagi lorenzo
- Kepergian lorenzo tahun 2017 ke ducati, otomatis akan menjadi rival yamaha yang cukup berat. Karena setiap tim memiliki insinyur yang juga memiliki resep khusus untuk motor masing-masing agar performanya maksimum, mungkinkah tim akan memberikan “resep mujarab” bagi lorenzo, yang mana dikemudian hari akan dijadikan senjata lorenzo melawan yamaha ?
Jadi kekalahan lorenzo dan kemenangan rossi, sangatlah membahagiakan tim movistar yamaha motogp. Dan akan diusahakan terus seperti itu sampai akhir lomba, yaitu rossi-1, lorenzo-2, nomor-3 boleh siapa saja. Dengan posisi seperti itu, maka yamaha akan menyabet semua gelar, mulai dari rider, konstruktor dan juga tim. Dan tujuan menjadikan pamor rossi kembali bersinar tercapai, akibatnya sponsor akan semakin banyak masuk ke yamaha. Mungkin juga motogp semakin banyak yang nonton.
Menurut lorenzo ban belakangnya banyak mengalami spin, sehingga selama perlombaan ia tidak mampu menggunakan 100% throttle nya (katanya hanya sampai 80% saja). Kemudian ia komplain kepada michelin intuk memperbaiki kualitas ban-nya. Pertanyaan yang selanjutnya akan cukup menggeltik adalah
Sesungguhnya permasalahn lorenzo ada di ban atau di motor ?
Apakah ban belakang yang spin hanya disebabkan oleh ban, atau juga juga karena setting-an motor (engine) ?
Apakah kinerja enginer dipengaruhi oleh kepentingan bisnis (sponsor), suasana di paddock dan juga pemilihan siapa rider yang akan dijadikan juara ?
Monggo para pengamat motogp dan juga para praktisi di dunia balap, membantu memberikan jawaban.
Semoga artikel ini memotivasi pagi ini, wassalamu’alaikum wR wB.
Filed under: Motorcycle Tagged: disappointed, engine setting, engineer, jerez, jorge lorenzo, michelin, motogp 2016, spinning, throttle, tyre, Valentino Rossi
