Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh
Salam seahtera buat kita semua semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan
Telah tetap keputusan managemen ahrt, untuk tidak ikut balap motor nasional IRS tahun 2017 kelas 250cc. Hal ini merupakan keputusan yang cukup pahit yang terpaksa harus diambil demi menjaga proses pengembangan motor dengan benar. Karena beberapa poin penting dalam persiapan membangun cbr250rr untuk IRS tidak tercapai, sehingga (untuk sementara) keputusan terbaiknya adalah “tidak ikut”.
Beberapa point yang ternyata sangat penting mempengaruhi keputusan tersebut adalah :
- Waktu persiapan yang kurang. Sebuah tim membutuhkan waktu untuk menguji performa dan durabilitas part-part yang digunakan. Sedangkan waktu yang tersedia sangat minim, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk optimasi setting-an tidak terpenuhi, otomatis performa maksimal tidak akan tercapai. Apalagi panitia memajukan waktu penyelenggaraan IRS tahun 2017 ini, ahrt semakin tidak siap.[sumber]
- Hasil pengukuran performa (di atas mesin dyno) honda cbr250rr baru mampu mencapai 40-42 dk, sedangkan ninja250fi dan r25 sudah menyentuh 50 dk. Lap time cbr250rr hanya mampu menembus 1 menit 48 detik, padahal untuk bersaing minimal laptime nya harus sekitar 1 menit 45 detik, masih tertinggal jauh, 3 detik bro.
- Mekanik honda hanya mampu mengoprek selevel “korek harian”, hal ini dikarenakan belum tersedianya part racing untuk cbr250rr di pasar. Bagian yang disentuh sekitar camshaft, porting, ganti knalpot dan setting piggy back. Bahkan ECU racing untuk cbr250rr masih belum tersedia di pasaran.[sumber]
Pantesan cuma mampu mencapai 40-42 dk, sementara r25 dan ninja 250fi sudah dikorek dan dioptimasi selama 2 tahun wajar bisa menyentuh 50 dk. Dan dengan tidak adanya ECU racing semakin mempersulit tim ahrt untuk mengoptimasi performa cbr250r.
Sebegitu pentingkah ECU racing untuk pengembangan cbr250rr bagi ahrt ?
Menurut motogokil, “iya, ECU sangat penting”. Karena ECU menjadi otak penghasil performa optimum. Ecu melakukan tugas-tugas yang sangat penting yang terkait langsung dengan performa di lintasan balap, tugas-tugas tersebut adalah :
- Mengatur debit bensin yang pas untuk udara yang berhasil dimasukkan ke dalam silinder. Sehingga akan AFR yang optimum yang menjamin energi pembakaran yang optimum.
- Penentu pengapian yang paling pas, sehingga tekanan puncaknya diletakkan pas pada sudutnya (di sekitar 15 derajad atdc). Jika kurang pas makan akan terjadi kerugian daya (terlambat) atau detonasi (terlalu cepat).
- Pengontrol besarnya daya terkait dengan kondisi akselerasi dan deselerasi sehingga tidak membuat pembalap cepat lelah.
- Pengontrol power terkait kondisi ban ketika mulai kehilangan traksi ke aspal, sehingga membantu pembalap untuk lebih berkonsentrasi pada racing line-nya.
- Dan lain-lain
Ketika ECU kurang mampu melakukan tugasnya dengan baik, atau bahkan tidak memiliki kemampuan mengimbangi settingan part lainnya, maka usaha optimasi yang dilakukan mekanik akan sia-sia. Percuma juga mekanik sekuat tenaga meningkatkan VE, jika ECU tidak mampu memberikan pasokan bensin dan waktu pengapian yang paling sesuai, power optimum tidak akan tercapai. Jadi aplikasi ECU racing mutlak diperlukan dalam untuk setting-an full race, dan pengaruhnya dapat langsung dirasakan pada peningkatan power dan torsinya.
Jangankan ahrt, sekelas hrc saja jungkir balik ketika dilakukan penyeragaman ecu. Padahal ecu sudah disediakan oleh panitia, apalagi tim sekelas ahrt tanpa ketersediaan ecu racing yang dibutuhkan cbr250rr. Piggy back saja tidak akan sanggup beradaptasi untuk mendapatkan setting-an “full race” yang optimum.
Mohon maaf jika ada salah dan kurangnya, semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Filed under: Motorcycle Tagged: AHRT mundur, ECU, irs 2017, kelas sport 250 cc, spare part racing tidak tersedia, tidak ikut, waktu persiapan kurang
