Quantcast
Channel: motogokil – MOTOGOKIL
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3043

Wajar Power Motor Naik-Turun “Sedikit”. Banyak Faktor yang Pempengaruhinya

$
0
0

power-r25-naik-turun

Assalamu’alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Sepertinya di Indonesia lagi musim salah ketik alias typo. Mulai dari masalah hukum, pemerintahan bahkan masalah dunia sepeda motor. Awal tahun yang baru ini, 2017, dunia roda dua tanah air, sedikit mendapat hiburan dengan naiknya power r25. Akan tetapi sehari berikutnya diralat, turun lagi menjadi seperti semula, mungkin juga hal ini masalah typo.

Akan tetapi secara teknis, baik teori maupun praktek hal tersebut (naik-turunnya power) adalah masalah yang wajar. Karena kita sering sekali mendengar bahkan mengalami sendiri kadang motor kita tarikannya lebih berat, kadang lebih kuat dibandingkan kondisi normal. Itu artinya power yang tersalurkan ke ban belakang naik-turun.

Beberapa hal yang sering kita alami yang menyebabkan power naik-turun (tanpa modifikasi apapun), yang dapat langsung dirasakan oleh rider adalah : 

  1. Energi pembakaran yang naik-turun, penyebab energi hasil pembakaran naik dan turun adalah tidak konstannya variabel berikut
    • Rasio kompresi dinamis (cr dinamis); rasio kompresi bisa naik dan turun tergantung tekanan udara dimana engine motor tersebut bekerja. Jika tekanan udara tinggi cr nya naik, power bisa naik, begitu pula sebaliknya.
    • AFR adalah perbandingan komposisi udara-bensin. Terkait dengan poin di atas, kadang ecu tidak mampu memberikan semprotan bensin yang memberikan nilai afr konstan. Sehingga wajar jika afr tidak konstan power juga ikut tidak bisa konastan.
    • Waktu pengapian. Terkait dengan perubahan nilai cr dan afr di atas, seringkali ecu tidak mampu mengikuti untuk memberikan waktu pengapian yang presisi, sehingga peak pressure position -nya tidak tepat, torsinya menjadi tidak optimum
    • Kualitas pengapian yang tidak konstan
  2. Rugi-rugi penyerapan panas yang juga naik-turun. Kondisi ini sangat jelas terasa saat mesin dingin dan mesin panas. Saat mesin dingin penyerapan panas oleh logam di sekitar ruang bakar (dome, piston dan dinding silinder) sangat tinggi, sehingga energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran sebahagian besar terserap, sisanya menjadi daya dorong piston ke bawah memutar crankshaft. Ketika sudah cukup panas (ideal), energi yang terserap lebih kecil, dan yang menjadi tenaga lebih besar, torsi naik, power naik.
  3. Rugi-rugi gesek yang tidak konstan; hal ini terkait dengan kondisi pelumasan saat dingin dan panas yang memberikan kinerja penurunan koefisien gesek yang berbeda. Jadi perubahan performa oli akan sangat terasa mempengaruhi power yang sampai ke ban belakang.
  4. Rugi transmisi; rugi-rugi ini bisa terjadi jika dilakukan pengukuran dyno di ban belakan. Rugi-rugi ini terjadi pada koplingyg slip, hambatan kekentalan oli pada gearbox dll.
  5. Rugi-rugi karena perubahan ketidak presisian part akibat keaikan suhu. Rugi-rugi jenis ini diakibatkan oleh perubahan dimensi batang klep, diametar piston dll.

Jadi, cukup banyak faktor dan variabel yang mempengaruhi perubahan power yang sampai di poros crankshaft (metode pengukuran power/torsi oleh pabrik) atau yang sampai ke roda belakang (metode pengukuran di atas mesin dyno). Jadi tanpa melakukan perubahan apapun akan terjadi naik-turun nya power engine sepeda motor. Dan hal tersebut sangat jelas ditampilkan oleh pengukuran power di atas mesin dino yang dilakukan beberapa kali “run”. Dan ternyata semua grafiknya bisa dikatakan tidak sama persis, selalu saja ada perbedaan. Lihat grafik berikut

power-r25-naik-turun2

Dan barangkali, seperti itu juga yang terjadi pada berita naik-turunnya power r25 pada awal tahun 2017 ini. Sangat wajar, apalagi naik-turunnya power r25 sangat sedikit, dari 35.54 hp menjadi 36.47 hp, naik 0.93 hp atau sekitar 2.6%. Dan jika dianalsis lewat tabel, misalnya

power-r25-table

Perhatikan afr dari tabel power r25 di atas, nilainya cukup kaya 12.955 di bawah 14.7 (ideal) akan tetapi masih di atas 12.6 (power maksimum). Nah ketika terjadi perubahan sedikit saja akibat kinerja ecu yang tidak ideal mengantisipasi perubahan volume yang masuk silinder, misalnya afr menjadi 12.627 maka powernya akan terdongkrak menjadi 36.5 hp.

Sementara itu dulu sobat motogokil, mohon maaf kalau ada kurang dan salahnya. Semoga bermanfaat wassalamu’alaikum warochmatullohi wa barokatuh.


Filed under: Motorcycle Tagged: dinamis, dyno'grafik, ECU, power naik-turun, presisi, r25, rasio kompresi, tekanan udara, tidak konstan, waktu pengapian, yamaha, YIMM

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3043

Trending Articles